KIMIA hidrolisis garam dan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari
MAKALAH KIMIA
HIDROLISIS GARAM DAN KEGUNAANNYA
DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
SMA N 1 SUMBEREJO TAHUN AJARAN 2015/2016
MAKALAH KIMIA
HIDROLISIS GARAM DAN KEGUNAANNYA
DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
DISUSUN OLEH
:
ALDIENIL
HAQI
DHIMAS REGA
PRADANA
HESTY
KHUSWATUN
M. ARYOMI
RAHMAT DWI
K.
UUN
KURNIASIH
SMA N 1 SUMBEREJO TAHUN AJARAN 2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt atas tersusunnya
makalah Hidrolisis Garam dan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan
penyusunan makalah ini adalah sebagai bahan dan materi diskusi kelompok. Serta
untuk memenuhi tugas dari guru mata pelajaran kimia.
Disadari banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini, untuk itu diharapkan kritik dan saran dari Guru pembimbing sebagai
penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua,
amiin.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar ..……………………………………………………………………….
3
Daftar Isi
……………………………………………………………………………… 4
Bab I
Pendahuluan
A Latar
Belakang …………………………………………………………………….. 5
B Tujuan
Penulisan …………………………………………………………………... 5
Bab II
Landasan teori
1 Pengertian
Hidrolisis. ……………………………………………………………… 6
2. Manfaat
dan kegunaan Hidrolisis Garam………………………………………….. 9
Bab III
Penutup
Kesimpulan …………………………………………………………………………. 11
Daftar
Pustaka ………………………………………………………………………. 12
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah Garam telah lama dikenal dan digunakan oleh
masyarakat luas. Garam di dalam kimia Di dalam kehidupan sehari-hari, garam
dikenal sebagai bumbu masak yang memberi rasa asin pada masakan. Sementara itu,
di dalam konsep kimia, garam merupakan senyawa ion yang terbentuk dari
penggabungan ion negatif sisa asam dengan ion positif sisa basa. Karena
merupakan gabungan dari ion-ion sisa asam dan sisa basa, maka garam umumnya
berbentuk larutan. Dalam konsep kimia, dikenal tiga jenis garam yaitu: 1. Garam
yang bersifat netral, berasal dari asam kuat dan basa kuat. 2. Garam yang
bersifat asam, berasal dari asam kuat dan basa lemah. 3. Garam yang bersifat
basa, berasal dari asam lemah dan basa kuat. Selain itu, juga terdapat garam
yang berasal dari asam lemah dan basa lemah. Hidrolisis garam Berdasarkan
reaksi hidrolisis, yaitu reaksi zat dengan air, garam-garam bila direaksikan
dengan air akan menghasilkan beberapa zat. Hidrolisis garam yang bersifat asam
akan menghasilkan ion H3O+ yang bersifat asam. Sementara hidrolisis garam yang
bersifat basa akan menghasilkan ion OH- yang bersifat basa. Hidrolisis garam
netral tidak menghasilkan zat apapun. Garam dapur yang telah banyak dikenal
juga merupakan senyawa ion dengan rumus kimia NaCl. Bentuk padat garam ini
diperoleh melalui proses kristalisasi. Garam ini berasal dari asam kuat HCl dan
basa kuat NaOH, sehingga termasuk garam netral. Karena hidrolisis garam netral
tidak menghasilkan zat apapun, maka garam ini (NaCl) bisa dikonsumsi karena
tidak mengubah keseimbangan asam basa di dalam tubuh.
B. Tujuan
ü Memahami
pengertian hidrolisis garam
ü Memahami
reaksi hidrolisis garam
ü Dapat
menentukan Ph
ü Memahami
manfaat dan kegunaan hidrolisis garam dalam kehidupan
BAB II
LANDASAN TEORI
1 .Pengertian Hidrolisis
Hidrolisis berasal dari kata hidro yaitu air
dan lisis berarti penguraian, berarti hidrolisis garam adalah penguraian
garam oleh air yang menghasilkan asam dan basanya kembali.
1.1 GARAM DARI ASAM KUAT DAN
BASA KUAT
Larutan garam ini bersifat NETRAL. Sebagai contoh,
reaksi netralisasi antara NaOH dan HCl menghasilkan garam NaCl. Didalam air,
NaCl terionisasi sempurna menghasilkan ion Na+ dan Cl-.
NaOH (aq) + Hcl (aq) → NaCl (aq)
+ H2O (l)
basa asam netral
kuat kuat
NaCl (aq) → Na+ (aq) + Cl- (aq)
ion Na+ berasal dari basa kuat dan ion Cl- juga
berasal dari asam kuat, jadi kedua ion tersebut merupakan asam dan basa
Bronsted-Lowry lemah sehinga keduanya tidak bereaksi dalam air (tidak
terhidrolisis). Oleh karena itu larutan bersifat netral atau pH = 7.
1.2 GARAM DARI ASAM KUAT DAN
BASA LEMAH
Larutan garam yang berasal dari asam kuat dan basa
lemah ini bersifat ASAM. Sebagai contoh adalah NH4Cl, garam ini terbentuk dari
hasil reaksi netralisasi antara NH3 dan HCl dan didalam air
terionisasi sempurna menghasilkan ion NH4+ dan Cl-
NH3 (aq) + HCl (aq) →
NH4Cl (aq)
basa lemah asam kuat asam
NH4Cl (aq) → NH4+
(aq) + Cl- (aq)
ion Cl- berasal dari asam kuat, merupakan
Bronsted-Lowry lemah sehingga tidak bereaksi dengan air (tidak mampu menarik
ion H+), sedangkan ion NH4+ berasal dari basa
lemah, jadi merupakan asam Bronsted-Lowry kuat sehingga dapat bereaksi dengan
air (terhidrolisis) atau memberikan ion H+ kepada air.
NH4+ (aq) + H2O
(l) ↔ NH3 (aq) + H3O+ (l)
karena ion NH4+ dapat memberikan
dapat memberikan ion H+ kepada air maka larutan menjadi bersifat
ASAM dan diketahui harga Ka (konstanta ionisasi asam) dari kesetimbangan diatas
adalah 5,6 x 10-10.
Penentuan pH
untuk memahami penentuan pH garam yang berasal dari
asam kuat dan basa lemah, perhatikan contoh berikut ;
jika diketahui 0,1 M NaCH3COO dan Ka CH3COO
= 1,8 x 10-5, maka di dalam air garam NaCH3COO
terionisasi sempurna dengan persamaan reaksi berikut,
NaCH3COO (aq) → Na+ (aq)
+ CH3COO- (aq)
karena koefisian NaCH3COO dan CH3COO-
sama, maka [CH3COO- ] = [ NaCH3COO] =
0,1 M
ion CH3COO- mengalami hidrolisis
sebagai berikut,
CH3COO- (aq) + H20
(l) ↔ CH3COOH- (aq) + OH (aq)
persamaan hidrolisisnya adalah sebagai berikut,
Kh = [ CH3COOH][OH-] / [CH3COO-]
1.3 ASAM LEMAH DAN BASA KUAT
Larutan garam yang berasal dari asam lemah dan basa
kuat ini bersifat BASA sebagai contoh adalah NaCH3COO, garam ini
terbentuk dari hasil reaksi netralisasi antara NaOH dan CH3COOH dan
didalam air terionisasi sempurna menghasilkan ion Na+ dan CH3COO-.
NaOH (aq) + CH3COOH (aq)
→ NaCH3COO (aq) + H20 (l)
CH3COOH (aq) → Na+ (aq)
+ CH3COO- (aq)
ion CH3COO- berasal dari asam
lemah, jadi merupakan basa Bronsted-Lowry kuat sehingga dapat bereaksi dengan
air (terhidrolisis) atau menarik ion H+, sedangakan ion Na+ berasal
dari basa kuat, jadi merupakan asam Bronsted-LOwry lemah sehingga tidak dapat
bereaksi dengan air (tidak dapat memberikan ion H+).
CH3COO- (aq) + H20
(l) ↔ CH3COOH (aq) + OH- (aq)
karena ion CH3COO- dapat
menarik/menerima ion H+ dari air dan membentuk ion OH-
maka larutan menjadi bersifat BASA dan diketahui harga Kb (konstanta ionisasi
basa) dari kesetimbangan diatas adalah 5,6 x 10 -10.
Penentuan pH
untuk memahami penentuan pH garam yang berasal dari
asam lemah dan basa kuat, perhatikan contoh berikut,
jika diketahui 0,1 M NaCH3COO dan Ka CH3COO
= 1,8 x 10 -5, maka
didalam air garam NaCH3COO terionisasi
sempurna dengan persamaan reaksi berikut,
NaCH3COO (aq) Na+ (aq)
+ CH3COO- (aq)
karena koefisien NaCH3COO dan CH3COO-
sama, maka [CH3COO-]=[ NaCH3C00]=0,1M,
CH3COO- (aq) + H2O
(l) ↔ CH3COOH (aq) + OH (aq)
persamaan tetapan hidrolisisnya adalah sebagai berikut
;
Kh = [CH3COOH][OH-]/[CH3COO-]
1.4 ASAM LEMAH DAN BASA
LEMAH
Larutan garam yang berasal dari asam lemah ini dapat
bersifat ASAM, BASA, atau NETRAL. Ini bergantung pada kekuatan relatif asam
atau basa dari garam yang terbentuk.
Untuk jenis garam ini baik kation maupun anion dapat
bereaksi dalam air (terhidrolisis) maka garam ini dapat dikatakan dapat
mengalami hidrolisis total. Sebagai contoh : garam NH4CH3COO.
Dalam air garam ini terionisasi sempurna menjadi ion NH4+ dan
CH3COO-. Baik ion NH4+ maupun ion
CH3COO- berasal dari basa lemah dan asam lemah sehingga
kedua ion tersebut berturut-turut sebagai asam dan basa Bronsted-Lowry yang
kuat dan keduanya terhidrolisis.
NH4CH3COO (aq) → H4+
(aq) + CH3COO- (aq)
NH4+ (aq) + H2
(l) ↔ NH3 (aq) + H3+ (aq)
CH3COO- (aq) + H20
(l) ↔ CH3COOH (aq) + OH- (aq)
sifat larutan garam ini bergantung pada kekuatan
relatif asam dan basa yang bersangkutan, jika Ka <>3COO-) akan
terhidrolisis lebih banyak dan larutan akan bersifat basa ; jika Ka > Kb,
maka kation (NH4+) yang terhidrolisis lebih banyak dan
larutan bersifat asam. Sedangkan jika Ka = Kb, maka larutan akan bersifat
netral.
Penentuan pH
untuk dapat menentukan pH larutan garam yang berasal
dari asam lemah dan basa lemah, secara kuantitatif sukar dikaitkan dengan harga
Ka dan Kb maupun dengan konsentrasi garamnya. pH yang tepat hanya dapat
ditentukan dengan cara pengukuran.
Namun pH larutan garam ini dapat diperkirakan dengan
menggunakan rumus
[H+] = Kw.Ka ; Kh = Kw
2 .
Manfaat dan kegunaan hidrolisis garam
Hidrolisis
garam mempunyai banyak manfaat, bahkan mungkin tanpa sadar kita telah
menerapkan hidrolisis garam dalam kehidupan sehari-hari.
Berikut ini beberapa contoh penerapan hidrolisis garam dalam kehidupan sehari-hari.
Berikut ini beberapa contoh penerapan hidrolisis garam dalam kehidupan sehari-hari.
1. Pemutih Pakaian
Kita
sering menggunakan bayclin untuk memutihkan pakaian. Produk ini mengandung
sekitar 5% NaOCl yang sangat reaktif yang dapat menghancurkan pewarna, sehingga
pakaian menjadi putih kembali. Garam NaOCl berasal dari HOCl (asam lemah) dan
NaOH (basa kuat).
NaOCl + H₂O → Na+ + OCl–
OCl–
akan terhidrolisis, sedangkan Na+ tidak terhidrolisis. Jadi, garam
NaOCl yang menjadi bahan untuk membuat bayclin mengalami hidrolisis parsial.
Garam yang dihasilkan bersifat basa.
2. Penjernihan Air
Penjernihan
air minum oleh PAM berdasarkan prinsip hidrolisis. Proses penjernihan ini
menggunakan senyawa aluminium fosfat. Garam aluminium fosfat berasal dari asam
lemah dan basa lemah, sehingga garam ini mengalami hidrolisis total bila
direaksikan dengan air.
3. Sebagai Pupuk
Agar
tanaman tumbuh dengan baik, pH tanaman harus dijaga. pH tanah pada lahan
pertanian harus disesuaikan dengan pH tanamannya. Untuk menjaga pH-nya agar
tetap sama, diperlukan pupuk agar tidak terlalu asam atau basa. Biasanya para
petani menggunakan senyawa (NH₄)₂SO₄ untuk menurunkan pH tanah. Garam
(NH₄)₂SO₄ berasal dari H₂SO₄ (asam kuat) dan NH₄OH (basa lemah).
(NH₄)₂SO₄
→ NH₄+ + SO₄2-
NH₄+ akan terhidrolisis, sedangkan SO₄2- tidak terhidrolisis. Jadi, garam (NH₄)₂SO₄ mengalami hidrolisis parsial. Garam
yang dihasilkan bersifat asam.
4. Pelarutan Sabun
Sabun
cuci atau garam natrium stearat (C₁₇H₃₅COONa)
akan mengalami hidrolisis jika dilarutkan dalam air, menghasilkan asam stearat
dan basa NaOH.
C₁₇H₃₅COONa
+H₂O
→ C₁₇H₃₅COO
+ NaOH
Oleh
karena itu, jika garam tersebut digunakan untuk mencuci, airnya harus bersih
dan tidak mengandung garam Ca2+ atau Mg2+. Garam Ca2+
atau Mg2+ banyak terdapat dalam air sadah. Jika air yang digunakan
untuk mencuci mengandung garam Ca2+ atau Mg2+, buih yang
dihasilkan akan menjadi sangat sedikit. Akibatnya, cucian tidak bersih karena
fungsi buih adalah untuk memperluas permukaan kotoran agar mudah larut dalam
air.
5. Kulit Penutup pada Hewan Lunak
Kulit
penutup (cangkang) pada hewan lunak (Mollusca) seperti Cypraecassis rufa
danCrustaceae tersusun oleh garam kalsium karbonat (CaCO₃). Kalsium karbonat terbentuk oleh
asam lemah H₂CO₃ dan basa kuat Ca(OH)₂, sehingga garam yang terbentuk
bersifat basa.
6. Penyedap Makanan
Agar
lebih terasa gurih dan enak, biasanya ke dalam makanan ditambahkan monosodium
glutamat (MSG) yang berfungsi sebagai penyedap makanan. Monosodium glutamat
yang memiliki rumus kimia C₅H₈NO₄Na merupakan garam yang bersifat
basa.
7. Kompres Dingin
Semakin
majunya ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan terciptanya banyak
benda-benda yang dapat mempermudah pekerjaan manusia. Dulu kita menggunakan
kain dan es batu untuk mengompres ketika demam. Namun sekarang sudah tersedia
kompres dingin instan yang diperjualbelikan di pasar. Kompres ini menggunakan
garam ammonium nitrat (NH₄NO₃) yang bersifat asam.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
Kesimpulan
Dari landasan teori di
atas kita dapat memahami apa itu hidrolisis garam dan reaksi hidrolisis. Selain
itu kita juga dapat mengetahui berbagai manfaat hidrolisis garam dalam
kehidupan sehari-hari. Kita berharap penelitian hidrolisis garam dapat terus
ditingkatkan agar kita dapat mengetahui manfaat lain dari hidrolisis garam dan
kami berharap pula makalah ini dapat bermanfaat bagi generasi selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Brady, J.E.
1990.General Chemistry Principle and Structure.New York : John Willey
& Sons, Inc.
Lukman, C.
et al (Ed) . 1995 .Oxford Ensiklopedi Pelajar . Jakarta Widyadara.
Pettruci,Ralph
.H .1992 .Kimia Dasar Prinsip dan Tetapan Modern .Terjemahan Suminar
.Jakarta :Erlangga
Wilson,
Mitchell .1990 .Energi .Terjemahan Budi Sudarsono .Jakarta :Tira
Pustaka.
Morris, Jane
.1991 .GCSE Chesmitry .London :Collins Education.
Sutarsa,
Tatang et.al .1994 .Kimia 2 .Cetakan Pertama .Jakarta
:Yudhistira.
pengen ngecopy tapi gk boleh
ReplyDelete